Jika usaha
kita tidak mampu memperolehinya kita akan meminta pertolongan daripada orang
yang mempunyai kuasa. Jika mereka juga tidak mampu membantu kita untuk mencapai
hajat kita maka kita akan memohon pertolongan daripada Allah s.w.t,
menadah tangan ke langit sambil air mata bercucuran dan suara yang merayu-rayu
menyatakan hajat kepada-Nya. Selagi hajat kita belum tercapai selagi itulah
kita bermohon dengan sepenuh hati. Tidak ada kesukaran bagi Allah s.w.t untuk
memenuhi hajat kita. Sekiranya Dia mengurniakan kepada kita semua khazanah yang
ada di dalam bumi dan langit maka pemberian-Nya itu tidak sedikit pun
mengurangi kekayaan-Nya. Jadi, dalam soal memberi atau menahan tidak sedikit
pun memberi kesan kepada ketuhanan Allah s.w.t. Ketuhanan-Nya adalah mutlak
tidak sedikit pun terikat dengan kehendak, doa dan amalan hamba-hamba-Nya.
Jika usaha
kita tidak mampu memperolehinya kita akan meminta pertolongan daripada orang
yang mempunyai kuasa. Sekiranya Dia mengurniakan kepada kita semua khazanah
yang ada di dalam bumi dan langit maka pemberian-Nya itu tidak sedikit pun
mengurangi kekayaan-Nya.
Allah s.w.t Maha Halus (Maha
Terperinci/Detail), Maha Mengerti dan Maha Mengetahui yang ghaib dan yang
nyata. Allah s.w.t yang bersifat demikian menentukan buat diri-Nya yang apa
sahaja yang Dia mansuhkan digantikannya dengan yang lebih baik atau yang sama
baik. Apa yang dihajatinya disampaikannya kepada Tuhan. Manusia yang telah
meminta satu kebaikan boleh meminta pula sesuatu yang tidak baik atau kurang
baik. Tuhan yang menentukan yang terbaik untuk hamba-Nya tidak berubah
kehendak-Nya. Doa yang telah diterima oleh Allah s.w.t menapis doa-doa yang
lain. Jika kemudiannya si hamba meminta sesuatu yang mendatangkan kebaikan
hanya kepada penghidupan dunia sahaja, tidak untuk akhirat dan tidak
menyelamatkannya dari api neraka, maka doa induk itu menahan doa yang datang kemudian.
Oleh sebab itu doa adalah penyerahan kepada Yang Maha Penyayang dan Maha
Mengetahui. Sesungguhnya Engkaulah Tuhanku Yang Maha Mengerti dan Maha Berdiri
Dengan Sendiri”.
Menurut para Ahli Hikmah, seseorang yang mendoa’kan
sesamanya maka reaksi do’a itu akan kembali kepadanya, contohnya : Anda
mendo’akan si “A” yang sedang dirundung duka agar Allah berkenan mengeluarkan
dari kedukaan, maka yang pertama kali merasakan reaksi do’a itu adalah orang
yang mendo’akan, baru setelah itu reaksi do’anya untuk orang yang dituju.
Karena itu semakin banyak anda berdo’a untuk kebaikan
sahabat, guru anda, orang yang dikenal/ tidak dikenal, siapa pun juga, maka
akan semakin banyak kebaikan yang akan anda rasakan. Tetapi dalam sebuah Hadist
disebutkan, Seseorang yang berdo’a untuk kejelekan sesamanya maka do’a itu
melayang-layang di Angkasa, jika orang yang dido’akan jelek itu orang zalim
maka Allah SWT akan memperkenankan do’anya, sebaliknya jika orang yang dituju
itu orang baik-baik, maka do’a itu akan kembali menghantam orang yang berdo’a.
Lalu siapa yang patut disebut guru ? Insya Allah reaksi dari
do’a itu akan anda rasakan terlebih dahulu, selanjutnya baru orang yang anda
do’akan, semoga .