Indonesia bisa dibilang
beruntung dapat lolos dari penyisihan grup. Memang pemain Indonesia dilengkapi
kemampuan untuk melakukan dribble dan memiliki kecepatan yang bagus. Hal ini
harus dapat dimaksimalkan dengan baik oleh Rahmad Darmawan untuk menekan
pertahanan lawan.
Satu-satunya gol yang
tercipta lewat striker adalah saat Yandi Sofyan mencetak satu gol ke gawang
Kamboja. Di samping itu, serangan Indonesia juga kerap monoton dan minim
kreativitas.
Setelah meraih dua
kemenangan meyakinkan (termasuk kemenangan 4-1 atas Indonesia), Thailand
menunjukkan penurunan performa di dua partai sisa penyisihan grup meskipun
mereka mampu lolos ke semifinal dengan status juara grup. Di partai semifinal,
Thailand menunjukkan penampilan yang membaik. Skuat Thailand memiliki kemampuan
menyerang yang sangat bagus. Individu-individu pemain memiliki kemampuan
beradaptasi dengan taktik dan strategi yang baik. Thailand meski memiliki
kekuatan dahsyat di sektor penyerangan, namun tidak di lini pertahanan. Dengan
catatan mentereng dan sejarah yang kerap mendukung mereka (13 emas di SEA Games
cabang sepakbola), Thailand jelas diunggulkan dapat mengatasi kembali
Indonesia.
22 tahun lamanya tim sepakbola Indonesia tak lagi merasakan kejayaan pada
gelaran SEA GAMES. Kerinduan meraih emas SEA GAMES itu bakal coba diwujudkan
tim Indonesia U23 pada malam nanti dengan cara mengalahkan tim Gajah Putih
Thailand di partai final.
Tim Garuda Muda sempat kesusahan mengepakkan sayapnya di babak grup. Bahkan
Tim Garuda Muda sempat rontok kalah 1-4 ditendang oleh tim Gajah Putih. Pada
ajang SEA GAMES, Thailand memang jauh lebih unggul dalam catatan pertemuan
dengan Indonesia. Dalam 17 kali pertemuan kedua tim, Indonesia hanya
bisa menang tiga kali, imbang satu kali, dan kalah 13 kali dari Thailand. Bahkan
dua kemenangan yang diraih Indonesia didapat melalui babak adu penalti. Catatan
pertemuan Thailand dengan Indonesia di partai final SEA GAMES masih sama kuat. Kedua
tim baru bentrok dua kali pada partai finalSEA GAMES, yaitu pada SEA GAMES 1991
dan 1997. Pada SEA GAMES tahun 1991 yang berlangsung di Manila, Indonesia
menang 4-3. Sementara pada SEA Games 1997 di Jakarta, giliran Thailand yang
unggul 5-3.
”Waktu itu kami mengabaikan strong poin Thailand, yang
akhirnya menyebabkan kami terlalu percaya diri dan mencoba untuk mengimbangi
permainan mereka dengan sistem atau strategi yang terbuka pada saat itu. Thailand
sangat berbahaya pada saat menyerang.
Emas terakhir Indonesia di ajang SEA Games dari cabang
olahraga sepakbola terjadi pada 1991. Kala itu, Indonesia menang adu penalti
4-3 atas Thailand di partai final yang digelar di Manila, Filipina.
Kebetulan, di SEA Games 2013 Myanmar, Indonesia juga mencapai partai puncak dan
bertemu Thailand pada Sabtu 21 Desember 2013. Situasinya itu pun dinilai cukup
mirip dengan saat final SEA Games 1991.
Seperti saat ini, pada SEA Games 1991, dibanding Thailand, Indonesia juga
sedikit lebih tidak diunggulkan.
Terkait perbedaan permainan Thailand saat SEA Games 1991 dan sekarang, menurut
Sudirman, dulu para pemain Thailand lebih banyak mengandalkan kecepatan,
sedangkan sekarang, tim arahan Kiatisuk Senamuang itu lebih mengandalkan
organisasi permainan.
Indonesia bertemu Thailand di final pada 21 Desember 2013, di penyisihan grup,
Garuda Muda juga sempat bertemu Thailand dan takluk 1-4.
"Dengan kesempatan adu penalti, mungkin kita lebih berpeluang”.
Pelatih kiper Timnas U-23, Eddy Harto, merupakan pahlawan
Indonesia di SEA Games 1991. Saat itu Indonesia sempat tertinggal dua gol. "Saat
itu saya ingin jadi pahlawan," kata Eddy kepada wartawan di kompleks
Stadion Wunna Theikdi, Jumat, 21 Desember 2013. Karena itu saya fokus pada
pertandingan dan tidak memikirkan pelatih maupun suporter yang ada di
stadion," sambung pria kelahiran Medan itu.
Eddy mengisahkan, pada SEA Games 1991, banyak yang pesimistis dengan kemampuan
timnas Indonesia. Itu sebabnya kami menjadi yang terakhir yang mendapat kamar. Para
pemain pun sampai terpisah, ada yang di lantai satu dan sebagian lagi ada yang
di lantai dua," kata Eddy.
Namun minimnya perhatian ini menjadi motivasi bagi para pemain Tim Merah Putih
saat itu. Meski kalah skill dari Thailand, Eddy dan kawan-kawan berusaha
memanfaatkan keunggulan fisik yang dimiliki.
Menurut Eddy, Timnas U-23 saat ini juga menghadapi kondisi yang tak jauh
berbeda. "Kiper harus fokus dengan apa yang harus dilakukannya saat adu
penalti," pesan Eddy.
Indonesia kembali bertemu Thailand di babak final SEA Games
2013 di Stadion Zeyar Thiri, Nay Piy Taw, Myanmar, Sabtu 21 Desember 2013. Ini
adalah kali ketiga Indonesia bertemu tim Gajah Putih di babak final SEA Games. Ada
beberapa hal unik tentang pertndingan yang akan di gelar anati sore ini
Indonesia dan Thailand akan bertarung memperebutkan sekeping emas. Pemain
Impor
Bukan hanya Indonesia, Thailand juga dihuni pemain "impor". Chappuis
yang sebelumnya memegang dua kewarganegaraan akhirnya memutuskan memperkuat
Thailand.
Thailand di Atas Angin
Di pentas SEA Games, Indonesia telah bertemu Thailand sebanyak 18 kali sejak
1977. Terakhir adalah di babak penyisihan grub B Saat itu Indonesia kalah 1-4.
Zico Thailand Pelatih Thailand, Kiatisuk Senamuang,
merupakan mantan pemain yang cukup disegani di kawasan Asia Tenggara. Selain
pernah membela beberapa klub Thailand, Kiatisuk juga sempat memperkuat klub
Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Inggris.
Tak hanya populer di Thailand, nama Kiatisuk juga dikenal di kawasan Asia
Tenggara. Mantan pemain yang dijuluki Zico itu merupakan pahlawan Thailand
ketika merebut medali emas SEA Games 1997 di Jakarta. Sejak 2013, Kiatisuk
menjadi pelatih timnas Thailand menggantikan Winfried Schaefer.
SO, layak di tunggu siapakah yang akan menyabet emas di SAE GAMES 2013 ini