1. Setelah pada postingan sebelumnya saya telah memposting apa itu do'a klai ini saya akan memposting tentang kapan waktu yang mustajab untuk berdo'a. Berikut ini adalah waktu yang mustajab untuk berdo'a, simak baik baik ya
1. Waktu 1/3 malam
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu
bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda yang artinya : “Sesungguhnya Rabb kami yang Maha Berkah lagi
Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga akhir
malam, lalu berfirman ; barangsiapa yang berdoa, maka Aku akan kabulkan,
barangsiapa yang memohon, pasti Aku akan perkenankan dan baran1gsiapa yang
meminta ampun, pasti Aku akan mengampuninya” (Shahih
Al-Bukhari, kitab Da’awaat bab Doa
Nisfullail 7/149-150).
2. Waktu antara adzan dan iqamah
Mengenai Hadits yang
mulia ini, Syaikh DR. Shalih bin Fauzan Al Fauzan mengatakan :
Kebanyakan manusia
malah meninggalkan do’a antara adzan dan iqomah. Tidak ragu lagi bahwa membaca
Al Qur’an adalah amalan yang mulia. Akan tetapi tilawah Al Qur’an bisa
dilakukan di waktu lain. Menyibukkan diri dengan berdo’a dan berdzikir, itu
lebih afdhol (lebih utama). Seperti yang dikatakan oleh Syaikh Sa’id bin
Wahf Al Qohthoni hafizhohullah:
Namun dituntunkan
jika bisa menggabungkan antara berdo’a dan membaca Al Qur’an kala itu. Jarak Antara Adzan dan Iqomah
Syaikh Ibnu Baz mengatakan : Imam itu lebih berhak mengenai iqomah,
oleh karena itu tidak boleh mengumandangkan iqomah sebelum imam
memerintahkannya, sedangkan muazin itu lebih berhak berkaitan dengan masalah
azan karena masalah waktu sholat itu diserahkan kepadanya dan muazin memang
diberi amanah tentang hal ini. [3]
Penanggung jawab iqomah adalah imam,
sedangkan penanggung jawab azan adalah muazin.
3. Waktu sujud terakhir dalam shalat
Kita ketahui bersama bahwa do’a ketika sujud adalah waktu terbaik untuk
berdo’a. “Yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah
ketika ia sujud, maka perbanyaklah do’a ketika itu.” “Ruku’, sujud,
bangkit dari ruku’ (i’tidal), dan duduk antara dua sujud yang dilakukan oleh
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, semuanya hampir sama (lama dan
thuma’ninahnya).” “Apakah diperkenankan memperpanjang sujud terakhir dari
rukun shalat lainnya, di dalamnya seseorang memperbanyak do’a dan istighfar? Apakah
shalat menjadi cacat jika seseorang memperlama sujud terakhir?”
“Memperpanjang sujud terakhir ketika shalat bukanlah termasuk sunnah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Karena yang disunnahkan adalah seseorang
melakukan shalat antara ruku’, bangkit dari ruku’ (i’tidal), sujud dan duduk
antara dua sujud itu hampir sama lamanya. Maka berdo’alah ketika itu
sedikit atau pun lama setelah tasyahud akhir sebelum salam. Dalam Fatawa Al
Islamiyah (1/258), Syaikh ‘Abdullah Al Jibrin rahimahullah berkata,
“Aku tidak mengetahui adanya dalil yang menyebutkan untuk memperlama sujud
terakhir dalam shalat. Yang disebutkan dalam berbagai hadits, rukun shalat atau
keadaan lainnya itu hampir sama lamanya.”
Akan tetapi, memang sebagian imam melakukan seperti ini sebagai isyarat pada
makmum bahwa ketika itu adalah raka’at terakhir atau ketika itu adalah amalan
terkahir dalam shalat. Karenanya, mereka pun memperpanjang sujud ketika itu. Dari
penjelasan singkat ini, nampaklah bahwa tidak ada anjuran untuk memperlama
sujud terakhir ketika shalat agar bisa memperbanyak do’a ketika itu. Silakan
membaca do’a ketika sujud terakhir, namun hendaknya lamanya hampir sama dengan
sujud sebelumnya atau sama dengan rukun lainnya. Apalagi jika imam sudah
selesai dari sujud terkahir dan sedang tasyahud, maka selaku makmum hendaklah
mengikuti imam ketika itu. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,